Setyono Deni Handika - UKM PENA
Foto : Chendy Mahendra |
Rembang, 20 Juli 2025 – UKM Sosial dan Budaya Universitas YPPI Rembang, kembali menggelar kegiatan tahunan yakni Sociocultural Class 3 yang dimana kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari Sociocultural Class 2 yang telah sukses dilaksanakan sebelumnya. Dipimpin oleh Ketua Pelaksana Tiko Novitryan Hidayanto dan Ketua UKM Sosbud Wahyu Aulia Nur Zahara yang kali ini berlokasi di Desa Soditan, Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Kegiatan yang berlangsung pada hari Minggu, 20 Juli 2025 ini, mengangkat tema "Eksplorasi Sejarah Budaya dan Identitas Masyarakat Lasem melalui Arsitektur Tradisional Multikultural di Desa Soditan". Diskusi pembuka dilangsungkan di salah satu bangunan bersejarah, Lawang Ijo Lasem, menghadirkan tiga narasumber yaitu Yon Suprayoga, Mas Danang, dan Koh Lam (Muhammad Al Mahdi), yang juga memandu tour budaya pada kegiatan ini.
Diskusi dan perjalanan budaya ini mengajak peserta menelusuri kawasan Desa Soditan, mengenali bentuk rumah-rumah lawas bergaya Tionghoa-Jawa, serta memahami bagaimana toleransi dan keberagaman tumbuh sejak lama di tengah masyarakat Lasem. Kegiatan kemudian dilanjutkan ke Kelenteng Cu An Kiong, salah satu kelenteng tertua di Lasem yang telah berdiri sejak abad ke-15. Koh Lam selaku pemandu tour menjelaskan sejarah Kelenteng Cu An Kiong dan rasa toleransi masyarakat yang tinggi. Dengan kemahirannya dalam menjelaskan sejarah, berhasil membawa peserta seakan-akan kembali ke masa lalu dan menghidupkan kembali sejarah
“Lasem memberi pelajaran berharga tentang bagaimana perbedaan bisa hidup berdampingan tanpa kehilangan identitas masing-masing,” ujar Koh Lam dalam sesi tour budaya.
Tiko Novitryan Hidayanto selaku Ketua Pelaksana menyampaikan kepuasan dalam keberhasilan kegiatan ini, peserta tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru dan relasi tetapi juga pengalaman yang sebelumnya belum pernah didapatkan. Ia berharap untuk program kerja UKM Sosbud kedepannya lebih bermanfaat bagi semua orang "Saya berharap kedepannya panitia lebih kompak dan kegiatan lebih bermanfaat untuk siswa, mahasiswa dan masyarakat umum". Ungkap Tiko.
Melalui
kegiatan ini, UKM Sosbud berharap dapat terus menjadi ruang belajar lintas
budaya, serta menjadi wadah bagi mahasiswa untuk merawat sejarah, mengenali
akar bangsa, dan membangun perspektif yang inklusif dalam kehidupan sosial.
0 Komentar